MediaKepriNews.Com, – Sosok Dasril Affandi, seorang tokoh sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Kampar. Dulu calon wakil bupati mendampingi Zulher pada Pilkada 2017 silam, kalah dari pasangan Aziz-Catur. Kini ia bakal kembali maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, sebagai Calon DPR RI dapil Riau 2 meliputi Kampar, Pelalawan, Kuansing, Inhu dan Inhil.
Dasril memang tidak aktif di Kabupaten Kampar dan Riau. Ia banyak dikenal sebagai lawyer yang menghabiskan hidup di luar Provinsi Riau, khususnya di Jakarta.
“Tapi saya orang Riau karena semua keluarga besar serta sanak saudara masih di Riau tepatnya di Kampar Kiri dan Kota Pekanbaru,” ujar Dasril.
Lelaki kelahiran Desa Padang Sawah, Kecamatan Kampar Kiri ini. Ia punya istri bernama Desi Aswita, kelahiran Desa Pulau Terap, Kuok, Kampar.
Usai menuntaskan pendidikan di SMA 26 Jakarta, Dasril lalu melanjutkan ke perguruan tinggi fakultas hukum di Universitas Indonesia (UI).
Dasril mengisahkan mahasiswa Riau punya organisasi Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau di Jakarta (Hipemari). Ia kuliah di UI tahun 1997.
Tidak puas dengan gelar S1 Hukum, Dasril melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di jurusan dan kampus yang sama.
Saat kuliah, Dasril aktif di berbagai organisasi intra dan ekstra kampus. Mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Dasril juga bergabung dengan Hipemari di Jalakarta. Ia juga adalah pendiri sekaligus Ketua Ikatan Mahasiswa Riau (IMR UI) serta deklarator sekaligus Ketua Komunitas Mahasiswa Pasca Sarjana Riau Jakarta (KMPRJ).
Pergolakan mahasiswa kala itu punya sejarah panjang. “Jadi kami martir-martir reformasi. 97-98 itu angkatan kami,” sebut Dasril.
Terlibat Perjuangan masyarakat Riau diawal-awal reformasi, dengan berkolaborasi dengan mahasiswa Riau dari Riau dan juga mahasiswa Riau di Riau yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Riau Seluruh Indonesia (Forkom Ipemari).
Hasil perjuangan bersama itu ada lah merebut pengelolaan CPP Blok, yang akhirnya dikelola oleh BOB Pertamina Hulu – PT BSP.
Maka, Dasril berpikir untuk bisa berguna bagi keluarga dan punya kontribusi di tengah masyarakat. Omongan Dasril ini bukan bualan semata, dengan keterbatasan dan kemampuan yang ada, ia punya Ambulance gratis di Kampar Kiri dan rajin membantu orang-orang kesusahan.
Dasril berpikir kemampuannya terbatas. Itulah sebab ia ingin masuk ke eksekutif atau legislatif supaya bisa membantu banyak orang dengan disokong anggaran yang lebih besar dari negara.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkapkan beruntung lama di Jakarta. Karena ia punya banyak kenalan di dunia birokrasi dan lainnya. Jejaring yang luas dari almamaternya UI ini jadi modal utama Dasril nantinya.
Dasril sudah bergabung di PAN lebih dari tujuh tahun lalu. “Tahun 2016-2017 itu saya sudah di PAN,” sebutnya.
Menurutnya, PAN adalah partai menengah yang punya visi reformasi. Sebab, pendiri PAN dahulu dikenal sebagai kaum-kaun reformis yang garis perjuangannya menegakan demokrasi.
Dasril menganggap sistem di PAN masih sehat. Hal itu Dasril contohkan dengan mekanisme regenerasi kepengurusan PAN. Seperti ada musda untuk jenjang DPD di daerah, muswil untuk jenjang DPW di provinsi, dan ada Munas di pusat. **red