KPU Pelalawan Gelar Simulasi Pilkada Real TPS Dengan Protokol Kesehatan COVID-19

Pelalawan134 Dilihat

Pelalawan,MediaKepriNews.Com-Komisi Penyelenggara Umum (KPU) Kabupaten Pelalawan menggelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara serta Penggunaan Sirekap di Tingkat TPS dalam Pilkada Serentak 2020.

Simulasi yang dilaksanakan di depan Gedung Daerah Laksamana Mangkudiraja pada Minggu (21/11/2020) dengan TPS Real sebenarnya, menggunakan protokol kesehatan COVID-19. Simulasi dihadiri Wakapolda Riau, Ketua Bawaslu Riau, Ketua KPU Pelalawan dan Ketua KPU Riau sekaligus membuka acara tersebut.

Dalam sambutannya, Ketua KPU Riau, Ilham Muhammad Yasir SH, LLM mengatakan, bahwa kegiatan ini digelar serentak di Indonesia. Dari 34 Provinsi, hanya 2 provinsi yang tidak menggelar Pilkada yakni DKI Jakarta dan Aceh.

“Jadi kegiatan simulasi Pilkada ini digelar secara nasional,” ujarnya.

Dia menambahkan, kegiatan simulasi akan menjadi real pada tanggal 9 Desember mendatang. Artinya, petugas KPPS dan Bawaslu telah lebih siap dengan digelarnya simulasi ini. Apalagi menuju hari H, tinggal 19 hari lagi, dimana jajaran KPU dan Bawaslu telah melaksanakan berbagai tahapan di tengah kondisi pandemi Covid-19, seperti saat ini.

“TPS yang kita lakukan dalam simulasi ini adalah TPS real, begitu juga dengan para pemilihnya,” ujarnya.

Divisi Teknis Penyelenggara KPU Pelalawan, Baprinaldi, mengatakan bahwa simulasi Sirekap penghitungan suara ini hakekatnya mendekati model atau real sesungguhnya Pilkada 9 Desember mendatang.

“Simulasi ini mendekati model pilkada sebenarnya. TPS yang kita gunakan adalah TPS 2 Pangkalankerinci Barat dengan jumlah pemilih 249 pemilih,” katanya.

Disinggung soal paslon yang digunakan dalam simulasi ini, Baprinaldi menjelaskan bahwa untuk paslon di simulasi ini kita gunakan enam paslon. Pasalnya, jika mempergunakan empat paslon sebenarnya dikhawatirkan para pemilih cenderung pada salah satu paslon saja.

“Dalam simulasi ini kita gunakan enam paslon agar obyektif. Jika kita memakai simulasi 3 paslon dikhawatirkan juga tidak obyektif. Karena itu, kita gunakan 6 paslon agar lebih obyekyif,” tukasnya. EP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.