Kemajuan Teknologi Penangkap Metana: PT Musim Mas Raih Prestasi dalam Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Uncategorized146 Dilihat

PELALAWAN,MediaKepriNews.Com,-
Dalam upaya mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol, mengunjungi PT Musim Mas di Kabupaten Pelalawan, Riau, pada Sabtu (23/11/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau penerapan teknologi penangkap metana (methane capture) yang telah diimplementasikan di pabrik kelapa sawit perusahaan tersebut.

Hanif Faisol, dalam kesempatan tersebut, mengapresiasi inovasi yang dilakukan PT Musim Mas dalam mengelola limbah cair pabrik kelapa sawit, yang sebelumnya sering kali menghasilkan gas metana berbahaya bagi lingkungan.

“Kami melihat pengelolaan limbah cair yang baik di sini, termasuk pemanfaatan metana sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Ini adalah langkah signifikan dalam mengurangi emisi GRK,” ungkap Hanif.

Indonesia, sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, memiliki potensi emisi metana yang sangat besar, sekitar 900 ribu ton per tahun dari produksi CPO.

Jika metana ini tidak dikelola dengan baik, emisinya setara dengan 35 juta ton CO2. Oleh karena itu, Hanif menekankan pentingnya percepatan pengelolaan metana untuk memperbaiki reputasi Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.

PT Musim Mas telah menjadi pionir dalam penerapan teknologi ini, dengan 17 fasilitas methane capture yang telah dipasang di pabrik mereka.

Teknologi ini menangkap gas metana dari proses pengolahan limbah cair (POME) yang biasanya dilepaskan ke atmosfer, dan mengonversinya menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Satu fasilitas dengan kapasitas 1 megawatt dapat menyuplai listrik untuk sekitar 1.600 rumah di pedesaan.

Hingga akhir 2023, fasilitas methane capture PT Musim Mas telah berhasil menghindari emisi sebesar 539.225 ton CO2e, setara dengan emisi dari 117 ribu mobil per tahun.

Gunawan Siregar, Direktur Utama PT Musim Mas, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus memperluas penggunaan teknologi ini, sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target pengurangan emisi yang lebih ambisius.

Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun regulasi untuk mendorong penerapan teknologi ini di seluruh industri kelapa sawit, dengan insentif terkait kredit karbon yang dapat mendukung sistem iklim karbon nasional.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berharap dapat mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon dan meningkatkan kontribusi dalam upaya global mengatasi perubahan iklim.*****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses