MediaKepriNews.Com- Manager PLN ULP Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepri, Hendrico menjelaskan penyebab terjadinya perubahan pemadaman listrik bergilir ke pelanggan dari jadwal yang ditentukan.
Melalui Konferensi pers yang digelar di kantor PLN Jalan Sungai Ayam, Hendrico sampaikan penyebab pemadaman tidak beraturan, karena adanya gangguan pada pembangkit (mesin).
Lanjutnya, atau turunnya daya mampu pembangkit akibat temparatur panas (efek cuaca panas).
“Misalnya mesin operasi 21 unit tiba-tiba terkendala 1 unit, secara otomatis daya mampu berkurang, sehingga membutuhkan pemadaman tambahan diluar jadwal,” beber Hendrico didampingi Manager PLTU Tanjung Karimun, Syaifil Edli
kepada wartawan di kantornya, Sabtu (14/5/2022) sore.
“Pemadaman dan penyalaan yang ditentukan bisa sesuai jadwalnya, apabila tidak terjadinya gangguan pada mesin yang dioperasikan,” tambahnya.
Disampaikannya, saat ini penggunaan listrik di Karimun hilang 20 persen atau seperlimanya dari beban daya yang diperlukan sebelum terjadinya gangguan pada mesin pembangkit (PLTU).
Untuk proses penormalan atau penyalaan kembali membutuhkan waktu. Dengan kondisi hilangnya 20 persen itu 100 unit trafo posisi padam, untuk menormalkannya harus menyalakan 100 trafo lainnya.
“Jarak dari trafo ke trafo itu 200-300 meter, jadi butuh waktu untuk penyalaannya sekitar 1 jam. Jadwal pemadaman bergilir memang 1 kali dalam sehari dengan durasi 3 jam, apabila adanya gangguan pada mesin dan juga jaringan, maka terjadilah perubahan diluar jadwal, bahkan ada pemadaman sampai 2 kali dalam sehari,” ucap Hendrico.
Diterangkannya juga, kapasitas mesin PLTD dan PLTU apabila hidup semua di siang hari tersedia 22 MW, pada malam hari 24 MW. Sementara kebutuhan listrik di malam hari tembus di 30 MW, siang hari 24-28 MW.
Penambahan beban terjadi setelah dibukanya kembali tempat-tempat usaha dan juga perhotelan. Berbeda diwaktu diberlakukannya pembatasan-pembatasan saat kasus Covid-19 meninggi dulu.
“Perumahan yang semakin banyak memang ada pengaruhnya, tapi tidaklah besar. Kita kemampuan menurun, tapi kondisi beban melebihi, naiknya meningkat tajam,” kata Hendrico.
Upaya menangani krisis listrik untuk langkah awal sambungnya , mesin PLTU yang rusak segera dioperasikan secepatnya, dan akan mendatangkan mesin tambahan.
“Awalnya 5 mesin akan dikirim ke Karimun dari Bangka Belitung mesin eks Asean Games. Tapi persetujuan dari pusat hanya 4 unit, untuk 1 unit lagi dikirim ke Pontianak karena juga mengalami defisit listrik. 4 unit mesin lagi proses bongkar di Babel untuk dikirim ke Karimun, diprediksi akan sampai awal Juni 2022,” tutup Hendrico.RF