Mediakeprinews.com-bright PLN Batam menggelar ‘bright Goes to Campus’ bekerja sama dengan Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) di Gedung Serba Guna/Aula Mini, pada Rabu 13 November 2019. Kegiatan bertajuk ‘Bersama SDM Unggul Terangi Indonesia’ dan dihadiri ratusan mahasiswa Unrika dari berbagai fakultas dan angkatan.
Tampak hadir Rektor Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha bright PLN Batam Buyung Abdul Jalal, Wakil Rektor 3 Unrika Adam S.Pd, M.Pd, Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (Distamben) Kepri Eben Ezer Marpaung Corporate Secretary bright PLN Batam Denny Hendri Wijaya, General Manager dan pejabat lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Buyung Abdul Jalal menjelaskan betapa pentingnya kegunaan listrik di kehidupan bermasyarakat dan saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Salah satu energi yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pelaku usaha, pendidikan, pelayanan, kesehatan, hingga hiburan tak bisa lepas dari energi ini. Bahkan ponsel yang begitu dekat dengan kita saja dicarge menggunakan listrik. Bayangkan satu jam saja Unrika tidak dialiri listrik efeknya mahasiswa tidak bisa belajar efektif,” kata Buyung.
Meskipun demikian, tarif listrik di Batam jauh lebih murah dibandingkan satu batang rokok, satu bungkus mie instan, atau parkir kendaraan roda dua. Sebab, satu kWh listrik saat ini hanya berada pada kisaran angka Rp. 950 sampai dengan Rp. 1.352. Dalam satu kwh tersebut dapat digunakan untuk melistriki peralatan elektronik yang memiliki daya hingga 1000 watt. Satu kwh listrik, lanjutnya, dapat menyalakan empat lampu LED 9 watt selama 27 jam, menonton TV LED 32 inch 100 watt selama 10 jam, menggunakan setrika listrik 250 watt selama empat jam.
Menghangatkan nasi dengan rice cooker 100 watt selama 10 jam. Bisa juga men-charge handphone dengan daya 4 watt dapat digunakan untuk 75 hari. Dengan estimasi waktu charge dua jam per hari. “Jadi satu kWh, bisa kita pakai untuk melistriki 1000 watt,” paparnya.
Bila masyarakat ingin lebih menekan biaya pengeluaran, Buyung meminta mahasiswa yang hadir dalam kesempatan itu untuk berhemat. “Matikan energi yang tidak dipergunakan. Seperti lampu, TV maupun charge handphone jika tak digunakan bisa langsung dimatikan,” tambah Buyung.
Melalui kegiatan tersebut, Buyung juga menyampaikan sistem ketenagalistrikan bright PLN Batam sudah dinikmati seluruh warga Batam yang berada di wilayah kerja bright PLN Batam. Bahkan, keandalan listrik Batam sudah dirasakan warga yang berada di Tanjung Pinang, Bintan, dan Belakang Padang “Rasio elektrifikasi di Kota Batam sudah 100 persen,” bebernya lagi.
Kedepannya, bright PLN Batam diminta PT PLN (Persero) untuk membantu sistem kelistrikan dan meningkatkan rasio elektrifikasi di berbagai wilayah di Kepri maupun di luar Kepri.
Perwakilan Dinas Pertambangan, Energi dan Sumberdaya Mineral (Distamben) Kepri Eben Ezer Marpaung berterimakasih atas acara sosialisi ketenagalistrikan yang dikemas bright PLN Batam melalui bright Goes To Campus.”Sosialisasi ini merupakan bentuk tangung jawab ketenagalistrikan,” ujar Eben.
Selain PLN Batam, lanjutnya, di Kepri ada sekitar delapan perusahaan yang memiliki izin usaha penyediaan tenaga listrik (IUPTL). “Empat diantaranya ada di Batam, seperti bright PLN Batam, Tunas, Batamindo, dan Panbil,” katanya.
Dari empat perusahaan yang mengantongi IUPTL di wilayah Batam tersebut, bright PLN Batam paling banyak melistriki masyarakat. Sedangkan yang lainnya, fokus melistriki wilayah kawasan Industri.
Dihadapan mahasiswa, Eben Ezer Marapaung juga memberitahukan jika sampai saat ini masih banyak wilayah di Kepri yang belum menikmati listrik.”Dari 330 pulau yang ada di Kepri, baru 158 pulau yang sudah menikmati listrik. Sisanya 172 pulau belum menikmati listrik,” jelasnya.
Dalam hal ini, Pemprov Kepri menargetkan di Juni 2020 nanti seluruh desa di Kepri dapat menikmati listrik. “Ini target pemerintah,” tutup Eben.
Wakil Rektor 3 Unrika Adam S.Pd, M.Pd berterimkasih kampusnya dipilih sebagai ruan rumah acara tersebut. “Harapan kami kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan informasi kepada mahasiswa,” katanya.
Karena menurutnya, listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok seukuh lapisan masyarakat, ridak terkecuali di wilayah civitas akademika Unrika. “Setiap hari kita berhubungan dengan listrik, kalau tak ada listrik kegiatan belajar tidak aktif. Keberadan listrik benar-benar membantu belajar, seperti di laboratorium,” ungkapnya.
Ia juga meminta mahasiswa bisa mengambil ilmu dan pelajaran dari kegiatan tersebut. Bisa merubah pola fikir dan lebih bijak dalan menggunakan listrik. “Jangan cuman bisa komplain dan mengeluh saja,” katanya.
Terakhir dalam kegiatan itu ia berharap kerja sama Urika dan bright PLN Batam yang selama ini sudah berlangsung bisa terus ditingkatkan.(lis)